Senin, 07 April 2008

Tentang Lokakarya

LOKAKARYA
DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI MAHASISWA INDONESIA DI MESIR

Al-Azhar Conference Center & JW Marriot, Cairo.
Senin-Selasa, 24-25 Maret 2008
I. MUQADDIMAH
Mesir memiliki berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh provinsi, dengan tujuan menyiapkan SDM bangsa. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut membuka kesempatan belajar kepada warga Mesir dan warga asing lainnya.
Sebagai salah satu wujud keseriusan pemerintah Mesir di bidang pendidikan, pengelolaan pendidikan ditangani oleh tiga instansi pemerintah, yaitu: Departemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Tinggi dan Riset, serta Lembaga Al-Azhar.

Lembaga Al-Azhar menyelenggarakan tiga jenjang pendidikan: dasar, menengah dan tinggi dengan jalur pendidikan: formal, non-formal dan khusus.
Jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir mencapai 5083 orang. Sebagian besar belajar di Universitas al-Azhar dengan tingkat penyebaran yang tidak merata. Mahasiswa yang tinggal di kota Cairo sebanyak 3.985 orang dan sisanya tersebar di beberapa kota di Mesir: Di kota Zaqaziq berjumlah 80 orang, di kota Mansoura berjumlah 70 orang, di kota Tanta berjumlah 75 orang, di kota Tafahna berjumlah 120 orang, di kota Damanhur berjumlah 6 orang, di kota Dimyath berjumlah 15 orang dan di kota Alexandria berjumlah 5 orang.

Berdasarkan strata pendidikan, pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir terdiri dari:
- Pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah serta non-formal sebanyak 119 orang
- S1 di Universitas al-Azhar sebanyak 4602 orang
- S2 di Universitas al-Azhar dan Perguruan tinggi lainnya sebanyak 336 orang
- S3 di Universitas al-Azhar dan Perguruan Tinggi lainnya sebanyak 26 orang
- Mahasiswa baru tahun akademik 2007/2008 sebanyak 453 orang
Dari jumlah tersebut 35% mendapatkan beasiswa dari berbagai instansi yang ada di Mesir dan sebagian lainnya mengandalkan kiriman orang tua atau pemasukan dari berbagai usaha dan sumber lain.
Karena kehadiran di perkuliahan Universitas al-Azhar tidak diwajibkan, di antara mahasiswa Indonesia ada yang memanfaatkan waktu kuliah mereka untuk bimbingan belajar dan kajian diktat kuliah. Sementara yang lain, ada yang hanya belajar di luar kampus bergabung dengan sesama mahasiswa Indonesia. Bahkan ada yang hanya disibukkan dengan berbagai aktivitas; sebagian mendukung ke arah studi namun tidak sedikit kegiatan yang jauh dari orientasi studi.

Di Mesir terdapat berbagai organisasi mahasiswa, dengan PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) sebagai induknya. Sementara kegiatan mahasiswi dan pelajar putri difasilitasi oleh ”Wihdah”, yaitu organisasi Badan Otonom dari PPMI yang mengkoordinir kegiatan seluruh Mahasiswi (putri). Di samping itu ada 16 perkumpulan kekeluargaan berdasarkan wilayah geografis di Indonesia, juga terdapat perkumpulan berdasarkan bidang studi (senat mahasiswa), almamater, kelompok kajian, pers, LSM, perwakilan parpol, ormas, serta organisasi-organisasi lain.

Umumnya untuk merampungkan studi S1 di Universitas al-Azhar diperlukan waktu 4-5 tahun. Beban pelajaran pertahunnya rata-rata berkisar 12-18 mata kuliah, termasuk di dalamnya hafalan al-Qur’an dua juz akumulatif pertingkat (untuk orang asing non Arab). Berdasarkan data dari al-Azhar sebanyak 60% mahasiswa Indonesia yang menempuh S1 tidak menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

Dari data yang ada menunjukkan bahwa tingkat kegagalan kenaikan tingkat sudah terjadi pada tingkat pertama. Misalnya tahun akademik 2006-2007, sebanyak 52% tidak naik tingkat. Jumlah lebih besar yang tidak naik tingkat terjadi di tingkat akhir, yaitu 63%. Adapun untuk tingkat dua dan tiga relatif lebih sedikit. Tingkat dua yang tidak lulus 30% dan tingkat tiga 33%.

Menariknya, persentase kelulusan mahasiswa di luar Kota Cairo lebih tinggi dari persentase kelulusan mahasiswa yang ada di Cairo. Hal ini perlu dijadikan bahan analisis atas peningkatan dan optimalisasi potensi Mahasiswa Indonesia.
Tak dipungkiri bahwa jumlah mahasiswa berprestasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun akademik 2006-2007, Delapan orang mahasiswa meraih predikat Mumtaz (Istimewa), 132 orang meraih predikat Jayyid Jiddan (Baik Sekali) dan 584 orang meraih nilai Jayyid (Baik). Sementara pada tahun sebelumnya 5 orang meraih predikat Mumtaz, 80 orang meraih predikat Jayyid Jiddan, dan 444 orang meraih nilai Jayyid. Namun demikian, persentase ketidaklulusan yang tinggi perlu dicari penyebabnya, agar dapat dianalisa dan ditemukan solusinya, sehingga kualitas mahasiswa Indonesia di Mesir meningkat lebih baik.

Problematika Mahasiswa
Pada umumnya, kegagalan studi disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
• Lemahnya penguasaan Bahasa Arab
• Pengadaan diktat kuliah yang terlambat
• Kedatangan mahasiswa baru yang sangat dekat dengan jadwal ujian
• Pembinaan mahasiswa dari berbagai pihak masih kurang optimal
• Tidak terbiasa menghadapi tugas tulisan ilmiah atau penelitian lainnya, sehingga tidak memotivasi minat baca mahasiswa.
• Sebagian besar tempat tinggal dan studi mahasiswa di Kota Cairo, yang mengakibatkan berbagai masalah sosial yang memengaruhi kelancaran studi.
• Ketidakjelasan prospek mahasiswa pasca kelulusan S1

Urgensi Lokakarya:
Setelah memperhatikan beberapa persoalan dan realitas mahasiswa Indonesia di Mesir, kami memandang perlu menyelenggarakan sebuah kegiatan khusus untuk mempertemukan semua stake-holders. Pertemuan tersebut dalam rangka menciptakan persepsi yang sama untuk menemukan jalan keluar dari berbagai persoalan yang dihadapi mahasiswa Indonesia di Mesir, sehingga pembinaan yang akan dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien. Selama ini hampir seluruh stake-holders melakukan fungsinya secara sendiri-sendiri, sehingga cenderung menyelesaikan persoalan secara parsial. Agar pertemuan tersebut mencapai target yang diinginkan, maka dibuat kegiatan dalam format lokakarya.

Tujuan dan target Lokakarya:
Lokakarya bertujuan untuk:
1. Bertukar pikiran mengenai kompleksnya persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir serta merumuskan solusi praktis dan efektif
2. Menciptakan persepsi yang sama dalam rangka mendukung kesuksesan studi mahasiswa Indonesia di Mesir

Target Lokakarya:
Tersusunnya sebuah konsep yang komprehensif dalam upaya penyelesaian persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir, dan konsep tersebut menjadi pijakan utama para stake-holders dalam membuat kebijakan.

Tentang Sosialisasi Lokakarya

Kesuksesan merupakan final dari setiap cita yang perseptif. Sebagai insan akademis, setidaknya konsepsi prospektif telah termenej dan menemukan titik jalan yang terarahkan. Tak sedikit dari kita yang belum menyadari akan urgensi nilai akademis di Al-Azhar tentunya. Bahkan, terlalu minim untuk dinilai setara dengan para alumnus pendahulu kita yang mampu membawa nama harum Al-Azhar dan meng-handle acungan jempol masyarakat luas kita.

1. So, apa saja yang harus kita koreksi? Dan di sisi manakah yang perlu kita retrospeksi?
2. Tips-tips brilian bagaimanakah yang bisa kita dapatkan di ajang-unjuk ide dan gagasan ini?
3. Benarkah para stake-holders yang akan datang menghujani kampung Masisir di medio Maret-April ini adalah tabib ahli andalan kita?
4. Bagaimana cara kita mengambil benang merah dari beragam ideologi dan opini yang akan tersalurkan dalam hasil loka akbar mendatang?
5. Sebagian kalangan yang kurang "care", ada yang menganggap bahwa gagasan cemerlang ini hanya buang-buang uang saja demi mengundang tokoh-tokoh top sekaliber pak Quraish Shihab dan sebagainya. Bahkan menganggap program loka besar ini tak jauh beda dengan lokawisata seperti yang pernah terselenggara sebelumnya, entah karena pemborosan biaya atau tidak adanya "follow-up" yang memumpuni. Jika sebelumnya dirasa gagal karena kurangnya partisipan yang berandil, maka haruskah kegagalan itu terulang hanya karena respon "ill-fil" yang tidak progresif?

So, mari kita dukung dan kita sambut dengan segala apresiasi dan inspirasi. Salurkan suara anda di lokakarya mendatang ini. Jangan lupa! Selalu aktif, kinetis, dan positif. Ok!

Pertukaran Budaya di Nadi Wafidin

Oleh Aprina Levy Wulandari
Nampaknya Indonesia yang selama ini diberitakan mempunyai banyak sekali kebudayaan dapat di buktikan sekarang. Pada tanggal 16-19 Maret 2008 bertempat di Nadi Wafidin, ramsies diadakan pekan budaya. Hari pertama ditampilakan budaya Arab Saudi, hari selanjutnya di tampilkan penampilan budaya Indonesia dengan menampilkan tarian dan penampilan budaya daerah. Selain tari saman, sebuah tarian dari KMJ menjadi penampilan menarik untuk ditonton. gamelan KPMJB yang menampilakan suatu ciri khas dari budaya sunda ini juga menampilkan penampilan yang cukup menarik. Juga terdapat tarian dari para pelajar SIC. Dari penampilan budaya yang ditampilkan ini juga yang akhirnya mengantarkan Indonesia maju sebagai pemenang dalam moment yang diadakan satu tahun sekali ini.

Selain penampilan dibuka juga stand yang memamerkan ciri khas dan budaya Indonesia, seperti baju adat daerah juga promosi Wisata. selain itu dipajang juga Foto presiden dan wakil presiden RI. Sedangkan negara lain juga memperkenalkan budayanya masing-masing. Siria, Malaysia, juga dari beberapa negara baik dikawasan Arab maupun Asia. Dari acara ini juga banyak manfaat yang bisa diambil yaitu kita dapat menanyakan dan melihat langsung budaya luar, dari sini juag dapat menumbuhkan rasa toleransi kita, karena bedanya budaya yang menyebabkan berbeda adat dan Istiadat. Semoga acara perrukaran budaya pada tahun depan dapat kembali di menangkan oleh Indonesia dengan keanekragaman budaya yang kita miliki.


Pekan Pertukaran budaya di univrsitas Ain Syam
Oleh Aprina Levy Wulandari
Dari tanggal 31 Maret hingga 9 April 2008 di Universitas Ain Syam didakan acara rutin tahunan, yaitu pertukaran budaya. Acara yang dibuka pada tanggal 31 Maret 2008 ini benar-benar sangat meriah. Opening ceremony yang didatangi langsung oleh para rektor universitas dan para Duta Besar negara peserta. Rupanya perhatian Universitas ini terhadap budaya sangat besar ini terbuki dengan keseriusan panitia dan antusias para pelajar yang tinggi. Banyaknya Maahsiswa yang datang ke stand budaya negara benar-benar dimanfaatkan dengan baik,bertanya, mereka juga mencoba mencari informasi dari iklan dan selebaran maupun promosi budaya yang diadkan di setiap stan.

Tidak jauh beda dengan negara lainnya. stand Indonesia yang dibatasi oleh triplek bergambar candi borobudur ini juga banyak digemari oleh para mahasiswa. Gamelan yang dimainkan oleh para anggota KPMJB ini cukup menarik perharian. Mula-mula hanya satu dua orang, tetapi rupanya mahasiswa lain tidak dapat menahan rasa ingin tahunya untuk dapat memaikan alat musik yang ada. Selain suling, gitar, kecapi, goong beberapa alat musik lainya harus rela digilir agar mahasiswa mesir itu dapat memainkannya. Bagi yang ingin mengunjungi secara langsung acara ini, silahkan datang ke Universitas yang mempunyai kampus yang asri ini di kawasan Abasiyah. Ketika sampai disana langsung masuk ke kuliyah alsun, maka anda akan dapatkan beberapa stand budaya, seprti stand Saudi Arabiya, turki, sudan, pakistan, India, Mesir, dan negara lainnya. Acara ini akan berakhir pada tanggal 9 Maret 2008. [ALW]

Konsolidasi ke Keputrian Kekeluargaan (K4)

Oleh Aprina Levi Wulandari
Dalam rangka sosialisasi program dan pengenalan Pengurus, WIHDAH PPMI 2008-2009 datang kesetiap keputrian yang ada. Juga sebagai bentuk silaturrahim, mengenal lebih jauh keadaan keputrian, dan jaring aspirasi. Dari keseluruhan rentetan kunjungan WIHDAH, dalam jangka waktu satu bulan ini telah berhasil mengunjungi 8 Keputrian kekeluargaan, 1 rumah Ibu Dharma Wanita. Keseluruhan program yang akan dijalankan adalah mengunjungi 16 Keputrian kekeluargaan, 5 Keputrian senat, keputrian afiliatif, juga keputrian almamater.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari kunjungan ini. Teman-teman di keputrian yang dikumjungi begitu antusias dalam memberikan masukan dan usulan bagi kelanjutan perjalanan WIHDAH. Keputrian yang telah berhasil didatangi adalah

a. Keputrian Gamajatim
Jum`at, 7 Maret 2008 WIHDAH mengadakan kunjungan ke sekretariat Gama jatim untuk mengadakan konsolidasi. Teman-teman dari Gamajatim selalu rutin mengadakan acara mingguan. Selain memasak, ada juga program untuk pelatihan pengembangan skill lainnya, antara lain pelatihan menjait, tata rias dan lainnya. Pada kesempatan kali ini juga keputrian Gamajatim memberikan masukan untuk WIHDAH.

b. Keputrian KMJ
Keputrian dengan jumlah tujuh orang ini tidak membuat anggotanya bermalas malasan dalam menjalankan program. Ini dibuktikan dengan selalu aktifnya para anggota keputrian isni dalam setiap acara KMJ. Pada hari Jum`at 7 Maret 2008 WIHDAH PPMI mengadakan konsolidasi ke sekreatriatan KMJ. Dengan sambutan yang baik kami memperkenalkan beberapa pengurus, sosialisasi program juga meminta masukan untuk kepengurusan tahun ini.

c. Keputrian KMKM
Dengan sambutan meriah dikediaman barunya, wihdah mengadakan konsolidasi ke keputrian KMKM hari Jum`at, 7 Maret 2008, pada saat yang sama sedang diadakannya acara keputrian. Ternyata loyalitas anggota terhadap keputrian ini sangat besar. Salah satu senior mereka yang merupakan istri dari penasihat KMKM juga masih mau bergabung dalam acara keputrian. Ada masukan yang dilontarkan oleh senior KMKM yang dulunya adalah aktifis WIHDAH. ka Noor Hana ternyata memberikan usulan agar kedepannya WIHDAH mau mensosialisasikan acaranya dengan mendatangi rumah para anggota, juga agar penyebaran citra dapat lebih menyeluruh.

d. Keputrian KPJ
Pada hari Jum`at 14 Maret 2008 WIHDAH mendatangi sekretariatan KPJ untuk dapat mengunjungi keputrian dari kekelurgaan yang mempunyai anggota mayoritas asli betawi ini. Dengan diwakili oleh koordinator keputriannya kami mendapat banyak masukan. Selain itu juga digambarkan bagaimana kegiatan yang dijalani oleh keputrian KPJ.

e. Keputrian KSMR
Keputrian yang ditemui WIHDAH di kawasan Hay Tsamin ini terlihat sangat kompak. Selain banyak anggota keputrian yang hadir saat itu, banyak juga masukan yang disampaikan. Wihdah yang datang berkunjung pada hari Jum`at 14 Maret 2008 itu benar-benar disambut dengan meriah, selain anggota baru keputrian hadir juga saat itu para senior.

f. Keputria KKS
Keputrian yang mempunyai anggota cukup besar ini tampak sangat antusias dalam melaksanakan program kerjanya. hal ini dibuktikan dalam kajian yang sedang dilaksanakan pada saat WIHDAH mengadakan kunjungannya ke rumah daerah BARUGA KKS. Dari kunjunganya kali ini WIHDAH mendapat banyak masukan, usulan terutama dalam penjalian silaturahim dari satu keputrian dengan keputrian lainnya.

g. Keputrian KPMJB
Jum`at, 28 Maret 2008 pukul 14.00, WIHDAH datang untuk konsolidasi dengan keputrian KMPJB. Anggota saat itu sedang melangsungkan latihan rutinan Gamelan. keputrian ini mempunyai program unggulan untuk mengadakan kajian bulanan Tarbiyatul Aulad dan hampir menyelesaikan kajiannya. Selain medapat berbagai masukan, konsolidasi kali ini juga menghasilkan kesepakatan kerjasama untuk melaksanakan program gabungan dengan WIHDAH.

h. Keputrian FOSGAMA
Keputrian yang ditemui WIHDAH di kantor sekretariatannya dikawasan Masakin Ustman ini sangat menyambut baik kedatangan WIHDAH. Selain menceritakan kegiatan rutinan yang diadakan oleh keputrian, diberitahukan juga bahwa keputrian ini ingin membuat program kerja pelatihan CERPEN. Ternyata keputrian yang dipimimpin oleh Zulfa ini ternyata tidak kalah semangat dengan keputrian lainya dalam meningkatkan kualitas intelektualitas anggotanya.

i. Kunjungan ke rumah ibu Maskur Yasin
Atas undangan yang di tawarkan pak Maskur Yasin, WIHDAH PPMi pada tanggal 12 Maret 2008 datang bersilaturrahim. Kedatang WIHDAH kali ini agak berbeda, karena kunjungan kita kali ini sekaligus kajian Rutinan Bhindara, kajiannya anggota FOSGAMA. Hanya saja yang menarik kali itu adalah tema pembahasannya adalah Fiqh Aborsi, jadi sekaligus menambah pengetahuan kita khususnya dalam permasalah ini. [ALW]

Sekilas Fordinda

Oleh Andri Martiana
Wihdah sebagai salah satu lembaga otonom dalam susunan organisasi PPMI Mesir, merupakan wadah yang representatif bagi pelajar putri maupun mahasiswi di Mesir dalam membentuk dan mempersiapkan muslimah masa depan yang mampu mengemban amanah rabbaniyyah sebagai khalifatullah fi al-ardh, serta siap menghadapi fenomena-fenomena global yang ada, sehingga perempuan yang ada di negeri Kinanah ini tidaklah cukup berkutat seputar dunia perkuliahan. Terlebih mereka sebagai duta bangsa ketika kembali akan dihadapkan pada realita masyarakat yang tidak mereka jumpai di dunia perkuliahan. Keikutsertaannya dalam dinamika organisasi di Mesir ini memberikan konstribusi yang sangat signifikan dalam pembentukan karakter Militansi muslimah yang diharapkan Kegiatan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

Menyiapkan insan Wihdah yang mampu berperan aktif sesuai koridor syar'i.
Menjaga kesinambungan jalannya roda kepengurusan Wihdah-PPMI.
Membentuk pribadi muslimah, cendekia, jujur dan amanah.
Meningkatkan militansi para pengurus dan anggota Wihdah-PPMI.
Sebagai salah satu wahana silaturrahmi antara mahasiswi Indonesia Mesir.

Keikutsertaan insan wihdah dalam berdinamika di lingkungan organisasi yang ada di Mesir pada umumnya dan lingkungan organisasi PPMI pada khususnya tidaklah cukup hanya berupa kesadaran aktif, tapi lebih dari itu insan wihdah ke depan diharapkan mampu berdinamika sesuai dengan kode etik organisasi yang berlaku. Disamping itu pula mampu menjabarkan visi misinya sesuai dengan tantangan dunia global.

Maka sebagai implementasi dari hal tersebut, kami sebagai insan Wihdah memandang perlu mengadakan suatu kegiatan yang mampu memempersiapkan karakter seperti yang dimaksud di atas dalam sebuah kegiatan yang kami berinama Forum Kaderisasi Insan Wihdah (FORDINDA)

Dan kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2008 selama tiga hari ,dua hari dilaksanakan di Wisma Nusantara dan satu hari outdoor di azhar park. Kegiatan ini berbentuk pelatihan dan dibuka untuk para mahasiswi baik itu utusan dari tiap-tiap kekeluargaan maupun untuk mahasiswi baru secara umum. acara ini diakhiri dengan pemilihan ketua FORDINDA yang baru diikuti dengan serah terima amanat dari ketua FORDINDA yang lama yaitu saudari Zakiyah Sholihat dari kekeluargaan KPMJB kepada ketua FORDINDA yang baru yaitu Sri Marni dari kekeluargaan KMM.

Besar harapan kami terpanjatkan selalu untuk para anggota FORDINDA yang baru, demi terciptanya para kaderisasi insan WIHDAH yang berjiwa besar, optimis, dan militan. [AM]

Pelantikan Dewan Pengurus Wihdah 2008-2009

Oleh Andri Martiana
Wihdah sebagai salah satu lembaga yang mewadahi aktivitas pelajar putri dan mahasiswi di Mesir turut dalam mewarnai dinamika organisasi yang ada. Dinamika organisasi Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) yang semakin marak di bumi Kinanah ini dengan sistem student government yang senantiasa bermetamorfosis menuju system yang ideal. Hal ini menjadi bahan pemikiran tersendiri bagi Wihdah-PPMI dalam upaya meningkatkan dan membenahi kinerjanya menuju tercapainya profesionalisme organisasi. Salah satu program untuk menjaga eksistensi dan peningkatan organisasi ini adalah dengan resuffle kepengurusan.

Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya tiba juga waktu pergantian kepengurusan Wihdah-PPMI, dan pada tanggal 29 Februari 2008 adalah acara pelantikan dewan pengurus Wihdah-PPMI, Acara ini diselenggarakan tiga hari berturut-turut di mana hari pertama dilaksanakan di Baruga KKS, sedangkan untuk acara pada hari kedua dan ketiganya diadakan di Wisma Nusantara, acara dimulai pada pukul 09.00 WK dan dihadiri langsung oleh Talqis Nurdianto selaku presiden PPMI 2007-2008, acara ini tidak hanya sekedar pelantikan dewan pengurus baru saja, tetapi disertai dengan "up grading" bagi para DP yang baru,dengan tujuan optimalisasi dan penataan para pelaku organisasi insan Wihdah.
Pada "up grading" ini diisi dengan beberapa susunan materi yang sudah dikonsep matang oleh panitia penyelenggaraan acara ini, dimana kepanitiaan tersebut ditangani langsung oleh dewan pengurus Wihdah lama. Materi-materi yang diberikan antara lain; adalah tentang manajemen organisasi, kesekretariatan dan kebendaharaan, manajemen konflik, manajemen komunikasi dan masih banyak lagi, selain itu acara ini juga dilengkapi dengan simulasi-simulasi untuk penggodokan para dewan pengurus Wihdah yang baru. Dari sini bisa terlihat bahwasannya besar harapan yang disandangkan pada dewan pengurus Wihdah yang baru untuk kemajuan dan peningkatan Wihdah ke depan, dan juga demi tercapainya organisasi yang sistematis dan harmonis.
Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, terlihat wajah-wajah penuh kesemangatan dari para pengurus WIHDAH yang baru, meskipun besar harapan dan tanggung jawab yang ada di pundak mereka, namun itu tidak menjadikan mereka berkecil hati. Justru dengan kepercayaan dan amanat yang suci ini kan menjadi batu loncatan untuk bisa mengabdikan diri demi menggapai ridho Illahi. Harapan, dukungan, serta doa dari semuanya selalu kami mohon untuk mengiringi perjalanan dewan kepengurusan ini hingga sampai ke tapal batas tujuan.[AM]

Bahasa Amiyah

Oleh Siti Maisaroh
Tak sedikit ungkapan yang menyatakan bahwasanya mahir berbahasa ‘amiyah dapat membunuh bakat dan kompetensi berbahasa fusha yang konon semakin tergeserkan fungsi dan posisi central nya dari bahasa internasional. Bahkan jika ditelisik lebih jauh, ternyata sepak terjang para orientalis melawan sains timur tengah telah banyak merambat orisinalitas bahasa kalam ilahi ini. Terbukti dengan analisis yang menilai bahwa dalam bahasa ‘amiyah ini banyak kata-kata yang disaring dari bahasa barat pun diambil dari kata yang tak berakidah yang sengaja diadopsi dan diprovokatori para orientalis pintar itu. sedemikian miriskah nasib bahasa fusha kita? Benarkah berbahasa ‘amiyah dianggap secara tidak langsung merusak bahasa Nabi kita?
Bahasa gaul bernada arab ini lebih mudah menjalar lisan kita daripada harus berfasih-fasih ria berbahasa fusha yang nyaris tergelincir dari urgensi monumentalnya. Yang implikasinya membenarkan bahwa tak perlu lancar berbahasa ‘amiyah…perusak dan pembunuh!Oh tidak!!!tak perlu memvonis begitu jauh…apalagi bernegatif thinking tak beralasan….berangkat dari asumsi miring inilah bidang Keitelektualan Wihdah 2008-2009 tergerak untuk menyelenggarkan acara ”Pelatihan Berbahasa ‘Amiyah” tepatnya tanggal 21 Maret 2008 yang dibuka untuk umum. Namun, lebih khususnya adalah untuk para mahasiswi baru yang tentunya bahasa ‘amiyah Mesir masih berbau asing dengan nuansa anehnya bagi mereka.
Demi terselenggaranya acara yang berlangsung meriah dan atraktif ini, dapat kita ambil titik point bahwa bahasa ‘amiyah merupakan medium terbesar kita untuk memahami diktat kuliah yang biasa disampaikan mayoritas dosen Al-Azhar. Di samping ia memudahkan kita untuk berinteraksi dengan penduduk mesir disini. Karena tak jarang kita temui pelbagai konflik permasalah yang berhubungan langsung dengan orang mesir dan ironinya kita akan mudah dipermainkan jika ngobrol dengan bahasa merekapun masih terbata-bata. Logisnya, prestasi sosial merupaka faktor penunjang meraih prestasi akademis kita. [SM]